KULIAH UMUM SEJARAH NASIONAL INDONESIA

Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Palembang, mengadakan kuliah umum dalam memperingati bulan lahirnya Pancasila dengan tema “Memaknai Nilai-nilai Sejarah Indonesia Sebagai Pembelajaran Bagi Generasi Masa yang Akan Datang”. Senin, (8/6/2020).

Kuliah umum yang dilaksanakan secara virtual menggunakan media zoom ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas PGRI Palembang, yang diikuti peserta dari berbagai Provinsi diantaranya Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bengkulu, Jakarta dan Bangka Belitung.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed merupakan guru besar Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dan Dr. Aman, M.Pd merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam kuliah umum ini bertujuan untuk memaknai nilai-nilai sejarah Indonesia sebagai pembelajaran bagi generasi masa yang akan datang dengan lebih baik lagi sehingga dapat berupaya untuk menanam rasa nasionalisme sebagai bangsa yang besar dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah bangsa.

Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang, Dr. Dessy Wardiah, M.Pd mengatakan kuliah umum ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai sejarah.

“Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Sejarah ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya nilai-nilai sejarah dan menanamkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia”, ungkapnya.

Rektor Universitas PGRI Palembang, Dr. H. Bukman Lian, M.M. M.Si sangat mengapresiasi kegiatan ini.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan kuliah umum ini dan saya ucapkan terima kasih juga kepada panitia pelaksana kuliah umum Prodi Pendidikan Sejarah karena telah melaksanakan kegiatan ini. Dalam kuliah umum ini para peneliti sejarah, dosen dan mahasiswa dapat lebih dalam menggali sejarah-sejarah lokal yang ada di Sumatera Selatan khususnya terkait dengan sejarah Sriwijaya”, pungkasnya.